Jumat, 10 Juli 2009

Menanti Sunrise

saat hari-hari itu berakhir dan mati, aku mamulainya dengan segenap hati yang petih dan sendiri. mati dan terjerembab, bagaikan embun yang menetes diatas daun pius yag jarang. seperti aku, yang jarang akan kebahagiaan dunia. aku hidup bagaikan pinus, yang tinggi menjulang dan tak pernah berbuah besar. aku mempunyai cita-cita setinggi bintang, namun derita yang tak kunjung reda slalu aku temui. dimana pun aku berada, aku tinggal dan aku hanyalahseonggok sampah yang tak berharga.

aku bersama alam dan bumi tempatku berpijak, mencari sosok diriku yang tumbang tertiup angin kekecewaan. semua rasa dan asa yang ku punya tlah mati. saat dimana aku bisa bahagia, saatdimana aku bisa mendapatkan cinta, dan dimana akumampu bersuara. aku letih dengan semua kekonyolan dan bahasa klise dunia. aku sakitdengan semua hujatan yang mreka punya dan ku benci bisa mengenal dunia.

karna dunia aku mencintai dan karna dunia aku merasa kehilangan. memang aku sendiri disini, tetapi hanya dia yang kupunya. tak ada lagi dan tak ada yanglain lagi. aku beni dengan duniaku, dunia mengajariku tentang cinta, kasih sayang dan persahabatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar